Pentingnya Memahami Pertanian Tradisional
Pertanian Tradisional - Pertanian tradisional adalah pertanian yang sifatnya masih ekstensif dan belum memaksimalkan input yang tersedia.
Selain itu, pertanian tradisional juga memiliki karakter yang tidak menentu karena tempat bertani masih berpindah-pindah. Pertanian tradisional juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida dalam proses produksinya.
Namun pertanian ini masih sangat kurang outputnya, dengan pertambahan penduduk yang terus menerus, pertanian tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan terus berkembang.
Pertanian tradisional seringkali diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani, tetapi tidak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi petani, sehingga hasilnya tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah.
Dalam sistem pertanian tradisional, ada beberapa evaluasi dari aspek ekonomi. Pertanian tradisional jika dilihat dari aspek ekonomi adalah sebagai berikut:
Penggunaan Teknologi Yang Belum Berkembang
Dalam hal ini, pertanian tradisional seringkali menggunakan alat atau teknologi yang lemah atau kurang berkembang, yang dapat memperlambat hasil dan membuang waktu dalam proses bertani.
Sebagai contoh, pada cara membajak tradisional masyarakat masih menggunakan kerbau, bahkan kurang efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga, namun dari aspek ekonominya lebih rendah dan minim pengularan untuk mengelolah lahan untuk menghasilkan produk hasil pertanian.
Tenaga Kerja Yang Masih Banyak Di Gunakan
Untuk pertanian tradisional biasanya digunakan lebih banyak dalam menggelolah lahan pertanian untuk menghasilkan produksi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya teknologi yang ada untuk diimplementasikan dalam rangka mendayagunakan sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Misalnya pada kasus pemanenan tebu yang menggunakan tenaga manusia dalam proses penebangan, kemudian contoh lain proses perontokan helai padi yang menggunakan tenaga manusia, walaupun saat ini sudah ada teknologi yang membantu perontokan padi.
Hal ini mencerminkan fakta bahwa pertanian tradisional masih bergantung pada sumber daya manusia yang ada, tetapi sektor ekonominya lebih murah.
Modal Yang Dipakai Masih Sedikit
Dalam hal ini modal untuk mengelola produksi pertanian masih rendah karena kebutuhan pelaksanaannya tidak terlalu membutuhkan modal yang lebih banyak, pada umumnya hanya diperlukan modal untuk membayar tenaga kerja dan kebutuhan lainnya pada tingkat rata-rata minimal.
Hasil Produksi Yang Masih Kurang Terjangkau
Dalam pertanian tradisional, output seringkali terbatas pada konsumsi oleh keluarga dan kelompok masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas untuk merawat tanaman, sehingga produk yang dihasilkan masih lemah.
Dalam pertanian tradisional, pengolahan hasil pertanian selalu bergantung pada alam/ekologi sekitarnya, karena dalam proses pertanian tradisional, hasil produksi diperoleh hanya untuk memenuhi konsumsi saja, bukan untuk mencari keuntungan besar.
Dampak positif dari pertanian tradisional adalah:
- Konservasi alam selalu terjaga dan terus berkembang, di mana pelestarian alam terus berlanjut seiring proses ini berlangsung dan akan mampu menghasilkan hasil rata-rata yang konstan selama musim-musim mendatang.
- Tidak ada kerusakan atau pencemaran karena proses pertanian tradisional terjadi tanpa merusak ekosistem di sekitarnya atau pencemaran yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas pengolahan hasil pertanian.
Dalam pertanian tradisional terjalin hubungan yang erat antara sesama karena dalam proses pertanian tradisional kita saling mendukung dan bekerjasama, apalagi dengan sistem tradisional, petani saling membutuhkan dan membantu menghasilkan produktivitas pertanian yang telah di olah.
Sumber :
Mursalat, A. (2022). Buku Ajar Pembangunan Pertanian. Media Sains Indonesia.
Post a Comment for "Pentingnya Memahami Pertanian Tradisional"