Pertanian Ladang Menuju Ekosistem Ladang
Pertanian Ladang Menuju Ekosistem Ladang - Apabila manusia mengadakan usaha pertanian, maka ia memerlukan lahan usaha yang biasanya diambil dari suatu ekosistem alam yang sudah ada dalam kesetimbangan.
Kalau lahan itu diambil dari hutan, maka yang dilakukannya ialah menebang pepohonan dari hutan itu dan kemudian menanami lahan yang terbuka itu dengan bebijian, misalnya padi.
Terjadilah ladang padi. Seluruh permukaan lahan akan ditumbuhi padi dan padi itu akan menghasilkan gabah. Mula-mula produksinya tinggi, akan tetapi setelah usaha yang kedua dan seterusnya hasil padi akan sangat menurun karena persediaan hara tanah yang tadinya berasal dari serasah hutan yang membawa mineral dari lapisan bawah tanah ke lapisan atas mulai habis diserap oleh tanaman padi.
Lagi pula hama dan penyakit tanaman padi semakin banyak saja mengganggu padi ladang itu sehingga akhirnya padi tidak dapat tumbuh lagi di ladang itu.
Petani primitif zaman dahulu akan meninggalkan ladang itu dan membuka kembali hutan baru untuk mendapatkan lahan yang dapat diladangkan kembali selama dua musim tanam.
Lahan ladang yang lama ditinggalkannya untuk diperbaiki sendiri oleh alam. Kalau ladang yang sudah tandus itu dibiarkan selama delapan hingga sepuluh tahun maka pada lahan tadi akan tumbuh kembali hutan baru yang disebut hutan sekunder yang sudah cukup matang untuk diladangkan kembali.
Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk, lahan yang tersedia menjadi berkurang dan orang terpaksa datang kembali ke bekas ladangnya yang lama dalam waktu yang lebih cepat, sehingga sebelum tanah hutan itu sempat mengalami kesetimbangan, sudah mulai kembali digarap sebagai lahan untuk bercocoktanam.
Inilah yang menimbulkan malapetaka karena di atas lahan itu tidak akan dapat ditumbuhkan padi untuk menghasilkan gabah.
Yang tumbuh malah tumbuhan lain yang lebih dapat bersaing tumbuh di lahan yang sangat miskin. Tumbuhan itu adalah alang-alang atau lalang (imperata cylindrica) yang kemudian lebih merusak tanah lagi.
Inilah yang terjadi di seluruh Indonesia. Kalau kita misalnya menempuh jalan lintas Sumatera dari arah Sumatera Barat ke Sumatera Utara, maka selepas Rimbo Panti menjelang masuk ke perbatasan Sumatera Utara akan dapat kita amati di sebelah kiri kita bukit-bukit di dataran tinggi Pakantan yang sudah tidak lagi tertutup hutan melainkan tertutup alang-alang.
Keadaan yang serupa juga dapat kita amati di pulau-pulau yang lain. Oleh karena itu bercocoktanam sistem ladang yang menggunakan prinsip Pertanian Bergeser itu tidak dapat dipertanggungjawabkan karena hanya akan menciptakan ekosistem padang lalang.
Post a Comment for "Pertanian Ladang Menuju Ekosistem Ladang"