Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi Pertanian - Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.
Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum mekanisasi pertanian dapat diartikan penggunaan alat mekanis dibidang pertanian dengan tujuan agar memudahkan para pelaku dibidang pertanian untuk melakukan kegiatan pengelolaan di sektor pertanian.
Pengembangan penerapan mekanisasi pertanian dapat dapat dilakukan dengan memberikan bantuan penyelesaian pekerjaan berbagai jenis kegiatan usaha tani yang diperlukan dan tidak mampu dikerjakan oleh petani dengan menggunakan alat mesin pertanian.
Karena alasan kekurangan tenaga maupun dari mahalnya upah kerja, sehingga penerapan mekanisasi pertanian bagi petani, dapat dirasakan manfaat tanpa menambah beban permasalahan teknis, manajemen dan pembiayaan. Strategi pengembangan mekanisasi pertanian yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut (Gunawan, 2014) :
Pengembangan Teknologi Melalui Proses Alih Teknologi
Dalam proses ini tahapan alih teknologi perlu dilakukan dan diikuli sebagai proses pematangan budaya profesional dan industrial.
Proses alih teknologi yang ditempuh adalah Material Transfer, Design Transfer dan Capacity Transfer. Material Transfer merupakan proses alih teknologi dengan membeli, tanpa harus memiliki kemampuan untuk melakukan modilikasi.
Design Transfer adalah alih teknologi yang dilakukan dengan proses adopsi, modifikasi dan adaptasi; sedangkan pada Capacity Transfer sudah melakukan proses alih teknologi dengan meningkatnya kemampuan untuk perekayasaan, rancang bangun, dan pabrikasi. Loncatan dari fase ke fase yang lain memerlukan investasi yang besar dengan konsekuensi resiko kegagalan.
Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Kemampuan sumber daya manusia dibutuhkan tidak hanya untuk mengoperasikan mekanisasi pertanian secara fisik sebagai operator teknologi; namun juga diperlukan dalam manajemen sistem teknologi.
Manajemen Sistem Teknologi tersebut dimulai dari pemilihan (seleksi), pengujian dan evaluasi serta penciptaan teknologi baru yang sepadan dengan perkembangan zaman.
Pergeseran sistem pertanian dari padat tenaga kerja ke padat modal dengan menggunakan mekanisasi pertanian memarlukan keahlian dalam merencanakan. menganalisa, dan memberikan kaputusan yang tepat.
Pengembangan Kelembagaan Mekanisasi Pertanian
Kelembagaan bukan terbatas hanya pada institusi fisik seperti organisasi pemerintah. namun juga berkaitan dengan supporting system yang dibutuhkan untuk melayani pengembangan mekanisasi pertanian, antara lain adalah keberadaan kelompok tani, pengusaha, dealership, lembaga kredit, asuransi, bengkel dan industri perawatan dan pemeliharaan yang perlu dihidupkan.
Dengan adanya lembaga lembaga tersebut, keberlanjutan operasi mekanisasi pertanian dapat dijamin berlangsung terus.
Klasifikasi dan Regionalisasi Mekanisasi Pertanian
Klasifikasi atau regionalisasi mekanisasi diperlukan sebagai instruman pengendalian. Maskipun pasar adalah sensor pengendali yang secara alami berlaku.
Namun klasifikasi wilayah diperlukan sebagai informasi untuk menentukan jenis, tipologi, kelayakan dan aspek aspek lain bagi pengembangan mekanisasi pertanian.
Di dalam klasifikasi tersebut akan nampak, sejauh mana dan pada batas batas mana pemerintah harus berperan atau tidak berperan dalam pengembangan mekanisasi pertanian.
Sebagai conloh pada wilayah wilayah yang diketahui pengembangan mekanisasi dapat berjalan dengan wajar, lancar dan secara alami bertumbuh, maka peran pemerintah tenlu saja makin kecil. tetapi peran swasta makin besar.
Sebaliknya. jika pada tempat-tempat tertentu, mekanisasi pertanian diperlukan untuk pertumbuhan tetapi kurang layak secara ekonomi, maka peran pemerintah adalah memberikan insentif bagi pertumbuhannya.
Kemitraan Antara Riset Industri dan Pengguna
Kemitraan tumbuh karena saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Riset perlu didorong untuk melakukan penelitian yang mampu dijual secara komersial kepada industri dan bermanfaat bagi pengguna jika diproduksi. Agenda penelilian harus disusun sesuai dengan kebutuhan stakeholdernya yaitu industri dan petani.
Sumber :
Gunawan, B. (2014). Mekanisasi Pertanian.
Post a Comment for "Mekanisasi Pertanian"