Cara Membuat Pakan Itik Pedaging dan Itik Petelur
Membuat Pakan Itik Pedaging dan Itik Petelur - Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha ternak. Tidak terkecuali pada usaha ternak itik pedaging dan itik petelur. Permasalahan yang timbul bagi peternak adalah harga bahan pakan yang cenderung tinggu dan fluktuatif.
Jika salah memilih bahan pakan juga, bisa timbul kerugian yang cukup besar karena biaya pakan, bisa timbul kerugian yang cukup besar karena biaya pakan mencapai 70% dari total biaya operasional.
Nah, bagi anda yang sedang melakukan ternak itik pedaging dan itik petelur, berikut kami memberikan informasi tentang cara membuat pakan itik pedaging dan itik petelur. Untuk 100 kilogram pakan itik pedaging dan itik petelur maka kita membutuhkan:
Komposisi Bahan
- Jagung (giling kasar atau halus) sebanyak 40 Kg
- Dedak halus (bekatul) 40 Kg
- Tepung tulang 1 ½ Kg
- Tepung ikan 10 Kg
- Bungkil kedele 8 Kg
- Minyak nabati ½ Kg
Langkah Selanjutnya
Mixing (aduk semua bahan tersebut) dan beri kepada itik pedaging dan itik petelur sesuai dengan kebutuhan harian ternak bebek tersebut. Dalam hal ini anda haruslah memahami tentang kebutuhan pakan bebek per ekor per hari sesuai dengan umur itik bebek tersebut.
Bahan pakan ternak itik pedaging dan itik petelur alternatif yang mudah didapatkan diantaranya keong mas dan talas. Untuk keong mas dapat diberikan langsung ke ternak itik setelah di pecahkan.
Bahan Pakan Alternatif
Seterlah anda mengetahui cara membuat pakan ternak itik pedaging dan itik petelur, berikut ini adalah bahan baku yang dijadikan sebagai pakan ternak alternatif pengganti konsentrat berupa bahan pakan nabati dan bahan pakan hewani.
Bahan Pakan Nabati
Dedak Halus
Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik mengandung protein 13,6%.
Sedangkan kandungan lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%.
Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.
Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi kandungan energy metabolismenya tinggi. (3430 kkal/kg).
Oleh karena itu jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi.
Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut “xanthophyl”. Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa dapat digunakan sebagai pakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa dan banyak mendirikan pabrik minyak goreng.
Sehingga bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 – 1745 Kkal/Kg.
Tetapi bungkil kelapa ini miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh karena itu penggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik.
Singkong/Ketela Pohon
Parutan singkong mentah dapat dijadikan bahan pakan pokok ayam buras yang dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci.
Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%. Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya.
Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak). Selain umbinya, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam buras, baik dalam bentuk tepung ataupun dalam bentuk segar (sebagai hijauan). Tepung daun singkong ini dapat menggantikan kacang hijau dan kedelai sampai jumlah 8%.
Bungkil Kedelai
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu.
Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionisne rendah.
Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionisme dapat dipenuhi demi tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.
Daun Lamtoro
Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin.
Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Daun Turi
Tepung daun turi sudah biasa dipergunakan dalam pakan ayam. Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.
Bahan Pakan Hewani
Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya. Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut.
Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat.
Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%.
Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin.
Dengan kandungan gizi yang sangat baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%.
Tepung Udang
Tepung udang berasal dari limbah industri udang, sehingga kualitas gizinya tergantung dari bagian yang ikut tergiling.
Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 – 47%.
Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein, karena tidak semua tempat tepung udang ini dapat diperoleh.
Tepung Tulang
Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 – 25% dan Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.
Bekicot
Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan hidup dan mudah pula membudidayakannya.
Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran dan lendirnya.
Cara memanfaatkannya adalah 60 gr bekicot dipuasakan selama 2 hari agar kotorannya habis, kemudian rendamlah dalam air garam dengan perbandingan 1 liter air dengan 50 gr garam dapur dan diaduk selama 15 – 20 menit.
Daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit (sampai masak).
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam bentuk basah (segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung, dengan kandungan protein untuk masing-masingnya adalah sebagai berikut :
- Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
- Dalam bentuk kering 64,13 %
- Dalam bentuk tepung 24,80%
Meskipun kandungan protein tepung bekicot tinggi, tetapi pemakaiannya tidak boleh melebihi 10%. Cangkang bekicot dapat digunakan sebagai pakan tambahan menggantikan tepung kapur dan grit.
Post a Comment for "Cara Membuat Pakan Itik Pedaging dan Itik Petelur"