Cara Mudah Budidaya Jamur Tiram Agar Berhasil Panen
Budidaya Jamur Tiram - Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan sebenarnya negara yang memiliki iklim tropis seperti negara Indonesia ini sangat menguntungkan sekali bagi kalian yang ingin melakukan usahatani.
Karena negara yang beriklim tropis tanahnya dapat ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman baik itu tanaman hias, obat-obatan, serta tanaman yang biasa dijadikan bahan makanan.
Salah satu contoh tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan, yaitu durian, pisang, kunyit, jahe, jamur tiram, dan masih banyak lagi.
Tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang membudidayakan beberapa tumbuhan ataupun tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, salah satu contohnya yaitu jamur tiram.
Banyak sekali masakan Indonesia yang memanfaatkan jamur tiram sebagai bahan utamanya, seperti tumis jamur saus tiram, jamur krispi, dan lain sebagainya, hal ini menjadikan prospek usaha budidaya jamur tiram yang menjanjikan.
Nah, untuk Anda yang tertarik untuk melakukan budidaya jamur tiram, berikut kami akan membahas cara mudah budidaya jamur tiram agar berhasil sampai panen.
Mempersiapkan Tempat Budidaya Jamur Tiram
Sebelum mulai membudidayakan jamur tiram, yang perlu Anda persiapkan terlebih dahulu yaitu menyiapkan tempat atau rumah untuk membudidayakan jamur tiram. Rumah atau tempat yang digunakan untuk membudidayakan jamur tiram ini biasa disebut dengan kumbung.
Di dalam kumbung ini, nantinya akan terdapat rak-rak yang akan digunakan untuk menaruh baglog-baglog yang sudah dibuat. Kumbung ini biasanya terbuat dari kayu ataupun bambu, dindingnya terbuat dari papan, lantainya berupa tanah, dan atapnya terbuat dari sirap atau genteng.
Kumbung harus memiliki kelembaan dan suhu yang sesuai untuk pembudidayaan jamur tiram, tidak teralu panas, tetapi juga tidak terlalu dingin.
Rak yang ada di dalam kumbung juga terbuat dari kayu ataupun bambu. Rak harus dibuat bertingkat dan berkisi-kisi, agar dapat memuat banyak baglog.
Selain itu, rak juga harus diletakkan berhadapan, serta sejajar dengan rak lainnya. Berikan juga sedikit ruang untuk Anda berjalanguna memudahkan Anda dalam melakukan pembudidayaan. Untuk raknya, Anda dapat membuatnya dengan lebar 40 cm, dan panjang 1 m di setiap ruasnya.
Anda dapat membuat raknya dengan 2 hingga 3 tingkat dan anda juga bisa membuat raknya sesuai dengan kebutuhan dan biasanya, setiap ruas pada rak bisa menampung kurang lebih hingga 70 baglog.
Jangan lupa perhatikan juga batas antara tinggi rak dengan atap, sebaiknya tidak mencapai 30cm, batas maksimalnya yaitu 40 cm.
Mempersiapkan Baglog
Hal kedua yang perlu Anda persiapkan untuk pembudidayaan jamur tiram yaitu mempersiapkan baglog. Baglog merupakan sebutan untuk media tanam yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi jamur.
Baglog ini nantinya akan ditanami dengan bibit dari jamur tiram. SitusBudidaya.com sarankan jika Anda dapat membeli baglog dari petani ataupun orang lain, maka beli saja untuk menghemat waktu atau Anda bisa membuatnya sendiri.
Jamur tiram masih termasuk dalam jamur kayu, sehingga bahan yang digunakan untuk membuat baglog yaitu serbuk kayu dari bekas gergaji.
Serbuk gergaji ini nantinya akan dicampur dengan kapur CaCo3, bekatul, dan juga air. Campur semua bahan hingga merata.
Untuk mengetahui apakah semua bahan sudah tercampur rata atau belum, Anda cukup menggenggamnya, jika tidak keluar keluar air saat digenggam, dan tidak pecah saat genggaman dilepas, maka bahan baglog itu sudah tercampur rata dengan baik.
Kemudian semua bahan yang sudah tercampur rata tersebut biasanya dibungkus dengan plastik polipropilen dengan bentuk silinder.
Lalu, salah satu dari ujung plastik dilubangi dan diberi cincin serta kapas atau kertas untuk menutupbaglog. Lubang inilah yang nantinya akan ditumbuhi oleh jamur.
Fermentasi dan Sterilisasi Baglog
Fermentasi pada baglog sangat diperlukan, tujuannya yaitu supaya proses pengomposan atau pelapukan dapat terjadi.
Anda hanya perlu membuka cincin serta kapas ataupun kertas yang menjadi penutup baglog. Kemudian, diamkan baglog hingga 5 sampai 10 hari.
Selanjutnya, lebarkan lubang dengan cara memotongnya, lalu, diamkan kembali selama kurang lebih 3 hari, perlu Anda ingat, jangan lakukan penyiraman pada baglog.
Anda cukup menyiram lantai saja supaya kumbung tetap lembap. Anda juga perlu membolak-balikan baglog supaya pelapukan merata.
Selain untuk mempercepat proses pelapukan, fermentasi juga dilakukan untuk membunuh jamur liar. Baglog yang siap untuk digunakan adalah baglog yang berwarna kehitaman atau cokelat. Setelah fermentasi, dilakukanlah sterilisasi pada baglog. Anda hanya perlu mengukusnya di dalam drum.
Proses sterilisasi dilakukan selama 8 hingga 10 jam dengan memanfaatkan panas dari uap air yang bersuhu 95 hingga 110 0C.
Pertahankan pengukusan dalam suhu 100 0C, selama kurang lebih 5 jam. Setelah pengukusan selesai, buka tutup drum, dan diamkan kembali baglog selama kurang lebih 5 jam untuk menurunkan suhu baglog ke suhu normal.
Setelah proses sterilisasi selesai, anda sudah bisa mulai memindahkan baglog ke kumbung. Anda sudah bisa menaruh baglog di rak, Anda dapat menaruh baglog di rak secara vertikal ataupun horizontal.
Hanya saja, jika Anda menaruh baglog secara horizontal akan lebih memudahkan Anda dalam membudidayakan jamur tiram, walaupun memang lebih banyak memakan ruang.
Inokulasi dan Inkubasi
Baglog yang sudah dipindahkan ke kumbung dan ditaruh di rak, perlu didiamkan kembali selama kurang lebih 24 jam. Kemudian, Anda sudah bisa memulai proses inokulasi. Proses inokulasi merupakan proses penanaman bibit jamur tiram pada baglog.
Pertama-tama, Anda perlu melakukan pemanasan pada botol bibit, dengan membakar kapas yang menutup mulut botol dengan api spiritus.
Setelah itu, buka kapas yang menutup botol, dan aduk bibit di dalam botol dengan kawat yang telah dipanaskan di atas api sebelumnya.
Kemudian, Anda sudah mulai bisa menanam bibit jamur tiram ke baglog.Isilah setiap baglog dengan bibit kurang lebih 10 gram.
Setelah proses inokulasi, dilakukanlah proses inkubasi. Proses inkubasi ialah proses dimana penyebaran atau penularan miselium terjadi. Kumbung dengan suhu 24 hingga 29 0C akan mendukung pertumbuhan dari miselium.
Setelah kurang lebih 15 hingga 30 hari, miselium mulai tumbuh di sebagian baglog. Jika baglog telah dipenuhi oleh miselium, maka baglog siap untuk memproduksi jamur tiram.
Perawatan dan Memanen Jamur Tiram
Jika Anda sudah melalui proses fermentasi dan sterilisasi baglog, serta proses inokulasi dan inkubasi, maka Anda telah siap melakukan pembudidayaan jamur tiram.
Untuk perawatannya, Anda harus telaten dan sabar.Anda perlu menyiram baglog Anda kurang lebih 2 hingga 3 kali dalam sehari.
Akan lebih baik jika Anda melakukan penyiraman dengan menggunakan sprayer, buatlah penyiramannya dalam bentuk kabuut, dan bukan dalam bentuk tetesan air. Usahakan untuk menjaga suhu kumbung pada suhu 16 0C hingga 24 0C.
Biasanya, setelah dilakukan perawatan selama kurang lebih 1 hingga 2 minggu, jamur tiram tuumbuh dan sudah dapat Anda panen. Anda dapat memanennya sebanyak 5 hingga 8 kali pada setiap baglog, jika perawatannya baik.
Setelah itu, Anda dapat membuang baglognya, atau bisa Anda gunakan lagi untuk kompos. Anda dapat memanen jamur yang sudah membesar dan mekar.
Lebih tepatnya, Anda dapat memanen jamur yang ujungnya sudah meruncing dan tudungnya masih berwarna putih bersih.
Jarak antara waktu panen yang pertama dengan yang selanjutnya sekitar 2 hingga 3 minggu. Jika Anda melewatkan masa panennya setengah hari, tudungnya akan pecah, serta warnanya akan berubah menjadi sedikit kuning kecoklatan.
Post a Comment for "Cara Mudah Budidaya Jamur Tiram Agar Berhasil Panen"