Kedudukan Peternakan dalam Peradaban Masyarakat Indonesia
Kedudukan Peternakan dalam Peradaban Masyarakat Indonesia - Peternakan merupakan profesi mulia yang mengalami perkembangan setiap tahun.
Sebagai salah satu profesi yang banyak digeluti oleh masyarakat negara berkembang, ilmu dan teknologi peternakan seyogyanya dapat diadopsi oleh masyarakat luas guna menunjang proses usahanya.
Bahkan jika merujuk pada kondisi peternakan negara maju sepeti Jepang, maka kita akan menemukan sebuah kondisi usaha yang tingkat teknologinya sudah jauh lebih tinggi.
Selain itu, campur tangan pemerintah dalam aspek harga juga dinilai jauh lebih baik jika dibandingkan Indonesia sebagai negara berkembang.
Di Indonesia, fluktuasi harga bisa sangat cepat pada kondisi tertentu. Apabila fluktuasi tersebut memberikan keuntungan bagi peternak maka itu sangatlah baik. Akan tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka bisa dipastikan akan merugikan peternak.
Peternakan dengan masyarakat Indonesia ibarat sebuah sistem yang tidak dapat terpisahkan. Sejak dahulu jauh sebelum Indonesia merdeka, profesi peternakan sudah banyak digeluti oleh masyarakat meskipun masih bersifat tradisional.
Modernisasi peternakan baru tampak nyata sekitar 20-25 tahun yang lalu ketika industri peternakan ayam broiler mulai bermunculan di tengah masyarakat.
Perlu dipahami bahwa sampai saat ini, industri peternakan ayam broiler masih merajai usaha peternakan di Indonesia dan mampu bersentuhan langsung dengan masyarakat kecil.
Walapun sistem kemitraan yang dibangunnya mendapat pertentangan oleh sebagian pakar, usaha ini dengan percaya dirinya tetap berjalan dan menjadi bagian yang menyejahterahkan masyarakat.
Ilmu dan Teknologi Peternakan yang dikemas dalam dunia pendidikan tinggi pada dasarnya dapat dibagi ke dalam empat kelompok besar yaitu: Nutrisi dan Makanan Ternak, Produksi ternak, Teknologi Hasil Peternakan dan Sosial Ekonomi Peternakan.
Keempat bagian ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Satu bagian yang hilang maka sistem peternakan tidak akan berjalan dengan baik.
Dengan kata lain, sistem usaha/bisnis tidak akan berjalan dengan sempurna meskipun pelaksanaannya tidak dalam satu usaha.
Nutrisi dan makanan ternak akan mengajari kita tentang bagaimana menghitung, menganalisis, menyusun pakan ternak yang dikenal dengan ransum.
Selain itu, bidang ilmu ini juga erat kaitannya dengan lingkungan khususnya yang berkaitan dengan reboisasi (penghijauan).
Ilmu budidaya rumput yang menjadi salah satu bagian dari bidang ilmu ini kini banyak pula dikembangkan dan dimanfaatkan untuk tanaman vegetasi dan juga bahkan sampai pada Phytoremediasi.
Produksi ternak yang merupakan cabang ilmu yang lain, akan mengajari kita untuk teknis budidaya secara umum. Perlu dipahami bahwa dalam bidang ilmu ini, proses pembelajarannya tidak hanya seputar budidaya yang tampak oleh mata.
Lebih dari pada itu, melalui bidang ilmu ini seorang pembelajar juga mampu mengetahui bagaimana kondisi di dalam tubuh ternak seperti hormon, sperma dan hal-hal lainnya.
Adapun untuk bidang ilmu teknologi hasil ternak, kita akan diajarkan tentang bagaimana teknologi pengolahan pasca panen.
Sedangkan Sosial Ekonomi Peternakan mengaharkan kita tentang aspek sosial dan bisnis dalam sektor peternakan. Semua hal itu menjadi satu sistem berpikir dalam Keilmuan Peternakan.
Kedudukan peternakan di tengah masyarakat Indonesia sangatlah dekat. Sebagai salah satu sumber pangan hewani, profesi peternakan menjadi sangat menjanjikan.
Hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat akan pangan sumber peternakan juga semakin hari semakin bertambah.
Kebijakan impor daging sapi yang saat ini dilakukan oleh pemerintah menjadi bukti betapa dibutuhkannya profesi ini di tengah masyarakat indonesia.
Sumber:
Razak, M. R. R., Syarifuddin, R. N., Irwan, M., Bibin, M., Mursalat, A., Asra, R., & Qisti, N. (2020). Kajian saintifik Islam Sains Teknologi Merubah Peradaban Dunia. CV. Pena Persada.
Post a Comment for "Kedudukan Peternakan dalam Peradaban Masyarakat Indonesia"