Panen dan Pemasaran Telur Ayam
Panen dan Pemasaran Telur Ayam - Setelah ayam memasuki masa produksi, panen telur dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Panen telur dilakukan oleh pekerja kandang setelah memberikan pakan dan minum serta menyelesaikan segala pekerjaan di kandang.
Pada saat panen telur konsumsi dapat sekaligus dilakukan seleksi dan sortasi. Pada saat panen diambil, sortir telur-telur dengan ukuran seragam, tampilan fisik normal, serta kondisi kulit telur yang bersih.
Sebaiknya, telur dengan kondisi kulit yang kotor, retak, tampilan fisiknya tidak normal, dan ukurannya abnormal dipisahkan dalam egg tray tersendiri.
Telur dengan kondisi ini masih bisa dimanfaatkan, misalnya dikonsumsi sendiri atau dijual dengan harga murah ke masyarakat sekitar.
Setelah dipanen, telur disimpan di ruangan khusus untuk menghindari gangguan hewan atau gangguan lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan telur.
Ruangan khusus berupa tempat tertutup dengan suhu kamar sekitar 25 derajat celcius dan sirkulasi udara yang baik.
Telur konsumsi sebaiknya tidak terlalu lama disimpan, maksimal 1 minggu dan selanjutnya sudah harus dipasarkan. Tidak perlu ada perlakuan khusus selama penyimpanan. Telur diletakkan di tray dan dapat disusun 5-10 tray per susunnya.
Pemasaran telur dikonsumsi bisa dilakukan melalui berbagai saluran pemasaran. Telur bisa diambil pengepul atau masyarakat sekitar yang membeli langsung ke peternakan, baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual kembali.
Pemasaran telur ayam kampung banyak dilakukan peternak ke pasar-pasar tradisional, kios-kios penjual jamu, industri besar atau rumah tangga pembuat kue yang memerlukan bahan baku telur ayam kampung, hingga dipasarkan dalam kemasan khusus ke pasar modern seperti minimarket hingga swalayan.
Sumber :
- Sartika, T. (2017). Panen Ayam Kampung 70 Hari. Penebar Swadaya. Jakarta
Post a Comment for "Panen dan Pemasaran Telur Ayam"