Teknologi dan Industri Pertanian Hortikultura
Teknologi dan Industri Pertanian Hortikultura - Seperti kita ketahui, pembangunan pertanian adalah pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang memiliki empat ciri pokok yaitu, berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan dan terdesentralisasi.
Keempat ciri tersebut harus didukung oleh ketersediaan teknologi yang memadai pada tingkat usaha tani dengan skala ekonomi yang berbeda beda. Ketersediaan teknologi tersebut akan terealisasi bila kita menerapkan ilmu keteknikan pertanian.
Keteknikan pertanian atau agricultural engineering, pada saat ini sudah memiliki gatra (aspect) yang sangat beragam, berkembang dan bertumbuh secara dinamis memenuhi perkembangan sosial budaya masayarakat.
Aspek-aspek yang sangat mendasar sekarang ini bukan hanya pada tingkat hasil (yield), tetapi lebih kepada pendapatan usaha tani, yang pada akhirnya pada pendapatan masyarakat.
Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat pengguna teknologi menjadi faktor penentu pertama bagi penelitian dan pengembangan keteknikan pertanian.
Tantangan yang dihadapi pembangunan pertanian pada saat sekarang ini adalah penyediaan pangan bergizi yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat.
Kecukupan pangan ini kemudian diperluas wacananya bukan hanya dari segi produksi saja, namun juga bagi ketahanan pangan (food security) dalam arti yang luas serta keamanan dan kesehatan pangan (food safety dan food healthy).
Sehingga masalah yang berhubungan dengan standar produk juga harus diperhatikan. Persaingan dalam hal memproduksi bahan pangan pertanian memerlukan praktek-praktek yang menjamin mutu dan keamanan, seperti Good Farming Practises (GFP), Good Handling Practises (GHP) dan Good Manfacturing Practises (GMP).
Kecenderungan kearah hal tersebut memerlukan keahlian keteknikan yang perlu terus ditingkatkan, sehingga sistem usaha pertanian kita mampu bersaing di pasar internasional.
Mekanisasi pertanian sebagai bagian dari keteknikan pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.
Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya.
Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian, pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik.
Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Kecanggihan dan kemampuan teknologi untuk pengembangan tanaman hortikultura tidak hanya sebatas budidayanya saja, tetapi sudah mencakup proses pasca panennya, yaitu proses pengolahan hasil tanaman hortikultura tersebut menjadi menjadi produk olahan.
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pekerjaan manusia yang sudah digantikan oleh alat-alat dan mesin-mesin pengolahan hasil pertanian.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Post a Comment for "Teknologi dan Industri Pertanian Hortikultura"