Pemanenan Buah Kakao
Pemanenan Buah Kakao - Panen buah kakao dilakukan ketika buah sudah masak yang dicirikan oleh perubahan warna kulit. Buah yang semula berwarna hijau, jika masak akan berubah warnahnya menjadi kekuning-kuningan dan yang semula merah akan berubah menjadi oranye.
Proses pematangan buah mulai dari bunga memakan waktu sekitar enam bulan. Pemanenan buah kakao sebaiknya dilakukan secara selektif dengan menggunakan pisau atau alat pemanen yang tajam, sabit atau gunting.
Setelah buah dipanen, biasanya dikumpulkan di suatu tempat, selanjutnya dilakukan pemecahan buah untuk diambil bijinya. Alat pemecah yang baik adalah menggunakan kayu keras, hindarkan penggunaan pisau yang tajam bila belum terampil karena dapat mengenai biji kakao yang berakibat cacat pada biji.
Buah yang masak mempunyai kulit tebal dan berisi 30-50 biji yang dikelilingi oleh pulp yang berlendir seperti getah. Berat biji kering sekitar 0.8-1.3 gram. Biji kakao terdiri dari dua bagian yaitu kulit biji (testa) dan keping biji.
Kedua bagian dari biji kakao selama proses fermentasi mengalami perubahan dan menimbulkan aroma dan citarasa pada kakao. Selama proses pemanenan, diusahakan agar buah kakao tidak mengalami kerusakan terutama fisik.
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, menurut Susanto (1994) yang harus diperhatikan adalah : (1) tidak memanen buah yang masih muda, (2) waktu memanen tidak merusak bantalan buah, (3) saat memanen tidak boleh diputar, tapi harus menggunakan pisau yang tajam, (4) buah yang rusak harus segera disingkirkan, (5) pemanenan harus bersih, artinya tidak ada buah yang matang tertinggal, dan (6) tidak ada biji tercecer dan pemanenan harus dilakukan dengan teliti.
Buah yang telah dipanen dikumpulkan untuk selanjutnya dilakukan sortasi kebun. Sortasi kebun dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: (1) sortasi pertama, dilakukan dengan memisahkan kakao dengan kematangan yang seragam; (2) sortasi kedua, dilakukan dengan memisahkan buah kakao yang terkena serangan penyakit, busuk, buah terkelupas dan tercampur kotoran atau tanah; dan (3) sortasi ketiga, dilakukan dengan memisahkan buah yang tidak mempunyai pulp lagi karena dimakan tikus atau tupai.
Sumber :
- Sunanto H. 1994. Cokelat: Budidaya, pengolahan hasil dan aspek ekonominya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
terima kasih jadi tambah inspirasi
ReplyDelete