Sejarah dan Prospek Domba Di Indonesia
Sejarah dan Prospek Domba Di Indonesia - Untuk mengetahui asal usul domba yang kini dipelihara di berbagai penjuru dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut karena jumlah dan jenis domba yang diternakkan sangat banyak.
Namun, para ahli menduga bahwa semua domba yang ada sekarang berasal dari domba primitif yang masih liar. Domba liar tersebut digolongkan sebagai berikut :
Ketiga kelompok domba liar ini akhirnya berkembang biak menjadi beratus-ratus tipe jenis domba piaraan. Bahkan, diduga manusia lebih dulu mendomestifikasi dan menjinakkan domba daripada sapi.
Ternak domba di Indonesia lebih banyak diusahakan oleh para petani didaerah pedesaan. Domba yang diternakkan pun biasanya sedikit jumlahnya, sekitar 3-5 ekor per keluarga. Domba tersebut dipelihara secara tradisional dan merupakan bagian dari usaha tani sehingga tingkat pendapatan yang diperoleh juga relatif kecil.
Sebagian besar petani memelihara domba dengan sistem pemeliharaan dan perkandangan sederhana, penyediaan pakan pun terbatas dan hanya mengandalkan alam sekitar, serta tanpa ada pemilihan bibit secara terarah. Semua ini merupakan ciri-ciri sistem pemeliharaan tradisional.
Menurut hasil penelitian, pemeliharaan yang sederhana hanya dapat memberikan memberikan pertambahan berat badan rata-rata 20-30 gram/hari.
Namun, dengan pemeliharaan domba secara intensif dapat memberikan pertambahan berat badan rata-rata 50-150 gram/hari. Hal itu membuktikan bahwa sistem pemeliharaan berpengaruh besar terhadap produktivitas dan pengembangan usaha ternak.
Di Negara-negara maju, seperti australia dan eropa, ternak domba memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena domba menghasilkan wol dan daging.
Sementara itu, di Indonesia domba lebih banyak diternakkan sebagai penghasil daging semata. Walaupun demikian, usaha ternak domba di Indonesia memiliki prospek cerah. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging domba, diperlukan pemotongan secara terus menerus. Walaupun begitu, ternak potong lain seperti kambing,sapi dan kerbau sampai saat ini juga dirasakan masih belum mencukupi .
Disamping itu, selera konsumen untuk menikmati kelezatan daging domba dalam bentuk sate dan gulai cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, para peternak bisa tetap optimis karena peluang pasar akan semakin meningkat. Dengan demikian, usaha ternak domba memiliki hari depan yang lebih baik.
Namun, para ahli menduga bahwa semua domba yang ada sekarang berasal dari domba primitif yang masih liar. Domba liar tersebut digolongkan sebagai berikut :
- Ovis musimon, hidup liar di Eropa Selatan dan segaian Asia. Domba ini termasuk kelompok domba liar yang berbadan kecil.
- Ovis ammon, berasal dari Asia Tengah. Kelompok ini termasuk domba yang berbadan besar dan tinggi.
- Ovis vignei, berasal dari Asia.
Ketiga kelompok domba liar ini akhirnya berkembang biak menjadi beratus-ratus tipe jenis domba piaraan. Bahkan, diduga manusia lebih dulu mendomestifikasi dan menjinakkan domba daripada sapi.
Ternak domba di Indonesia lebih banyak diusahakan oleh para petani didaerah pedesaan. Domba yang diternakkan pun biasanya sedikit jumlahnya, sekitar 3-5 ekor per keluarga. Domba tersebut dipelihara secara tradisional dan merupakan bagian dari usaha tani sehingga tingkat pendapatan yang diperoleh juga relatif kecil.
Sebagian besar petani memelihara domba dengan sistem pemeliharaan dan perkandangan sederhana, penyediaan pakan pun terbatas dan hanya mengandalkan alam sekitar, serta tanpa ada pemilihan bibit secara terarah. Semua ini merupakan ciri-ciri sistem pemeliharaan tradisional.
Menurut hasil penelitian, pemeliharaan yang sederhana hanya dapat memberikan memberikan pertambahan berat badan rata-rata 20-30 gram/hari.
Namun, dengan pemeliharaan domba secara intensif dapat memberikan pertambahan berat badan rata-rata 50-150 gram/hari. Hal itu membuktikan bahwa sistem pemeliharaan berpengaruh besar terhadap produktivitas dan pengembangan usaha ternak.
Di Negara-negara maju, seperti australia dan eropa, ternak domba memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena domba menghasilkan wol dan daging.
Sementara itu, di Indonesia domba lebih banyak diternakkan sebagai penghasil daging semata. Walaupun demikian, usaha ternak domba di Indonesia memiliki prospek cerah. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
- Daging domba, seperti halnya daging ayam, dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, agama, dan kepercayaan di Indonesia. Hal itu berbeda engan daging babi dan sapi.
- Berkembangnya ilmu pengetahuan dan pendapatan yang cukup akan mendorong penduduk untuk memenuhi gizi, khususnya protein hewani.
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging domba, diperlukan pemotongan secara terus menerus. Walaupun begitu, ternak potong lain seperti kambing,sapi dan kerbau sampai saat ini juga dirasakan masih belum mencukupi .
Disamping itu, selera konsumen untuk menikmati kelezatan daging domba dalam bentuk sate dan gulai cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, para peternak bisa tetap optimis karena peluang pasar akan semakin meningkat. Dengan demikian, usaha ternak domba memiliki hari depan yang lebih baik.
Post a Comment for "Sejarah dan Prospek Domba Di Indonesia"