Cara Pengendalian Hama Keong Mas dengan Mengatur Pola Tanam Padi
Cara Pengendalian Hama Keong Mas dengan Mengatur Pola Tanam Padi - Untuk mengendalikan pertumbuhan keong mas (siput murbai) pada lahan pertanian padi sawah kita dapat mengatur tata cara pola tanam padi yang berlawanan dengan kebiasaan kehidupan keong tersebut.
Pengaturan pola tanama ini biasa disebut secara kultur. Karena terkait dengan perilaku petani dalam menanam padi. Ini dipandang upaya yang positif karena ramah lingkungan.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami akan menjelaskan cara pengendalian hama keong mas dengan mengatur pola tanam padi.
Sebagaimana diketahui bahwa siput murbei menyenangi padi usia muda. Untuk menghindarinya kita dapat melakukan sebaliknya. Yakni dengan menanam bibit padi yang lebih tua.
Bibit padi yang berumur lebih dari 28 hari kurang disukai oleh keong. Oleh karena itu, serangan keong mas pada pertanaman padi yang ditanam secara sebar langsung lebih berat dari pada tanam bibit pindah dari pembenihan.
Sebelum bibit ditanam di area sawah, kita dapat juga memberikan pupuk dasar. Pupuk lengkap atau sekedarnya. Bahkan hanya garam atau kapur sekalipun.
Pupuk tersebut dapat mengurangi tingkat serangan keong mas. Kulit keong yang terkena pupuk menyebabkan iritasi dan mati karena mengeluarkan banyak lendir.
Keong yang mati akibat pupuk ditandai oleh terbukanya operculum, sedangkan keong yang mati akibat pestisida ditandai oleh tertutupnya operculum. Seperti hasil penelitian oleh Cruz (2001). Kalaupun keong tidak sampai mati, kerakusannya menurun setelah terkena pupuk.
Keong mas akan aktif dan lebih rakus makan jika ketinggian air di sawah, sama atau lebih tinggi dengan tinggi badan siput.
Air yang tinggi memudahkan keong bergerak bebas. Oleh karena itu, ketinggian air perlu diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu tinggi.
Akan lebih baik bila sawah tidak diairi selama 7–10 hari setelah tanam. Bila cuaca dan keadaan mendukung.
Pengapuran lahan secara merata sebelum tanam bibit, dapat menyebabkan keong mas kurang aktif dan bahkan mati.
Pengapuran dianjurkan pada saat populasi keong masih rendah atau pada saat tanam bibit. Selain dapat menurunkan daya makan keong mas, penggunaan kapur pertanian atau CaO juga penting artinya untuk meningkatkan pH tanah, terutama pada tanah dengan keasaman tinggi.
Rotasi tanaman padi dengan tanaman kering lain seperti kacang kedelai, jagung atau tebu, terutama untuk tanaman padi sebar langsung, dapat menekan populasi keong mas, dibandingkan dengan tanpa rotasi. Hal tersebut terbukti efektif berdasarkan hasil pengamatan Wada (2003).
Masih menurut Wada, di Jepang rotasi tanaman padi dengan kedelai dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam hal ini padi ditanam pada tahun kedua.
Pengaruh rotasi tanaman terhadap serangan keong mas, secara dapat diterapkan untuk mengurangi populasi awal keong mas, karena akan menghadapi masa pengeringan lahan lebih lama.
Itulah informasi tentang cara pengendalian hama keong mas dengan mengatur pola tanam padi mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda, Selamat mencoba !
Pengaturan pola tanama ini biasa disebut secara kultur. Karena terkait dengan perilaku petani dalam menanam padi. Ini dipandang upaya yang positif karena ramah lingkungan.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami akan menjelaskan cara pengendalian hama keong mas dengan mengatur pola tanam padi.
Gunakan Bibit Padi yang Sudah Tua
Sebagaimana diketahui bahwa siput murbei menyenangi padi usia muda. Untuk menghindarinya kita dapat melakukan sebaliknya. Yakni dengan menanam bibit padi yang lebih tua.
Bibit padi yang berumur lebih dari 28 hari kurang disukai oleh keong. Oleh karena itu, serangan keong mas pada pertanaman padi yang ditanam secara sebar langsung lebih berat dari pada tanam bibit pindah dari pembenihan.
Menabur Pupuk Dasar
Sebelum bibit ditanam di area sawah, kita dapat juga memberikan pupuk dasar. Pupuk lengkap atau sekedarnya. Bahkan hanya garam atau kapur sekalipun.
Pupuk tersebut dapat mengurangi tingkat serangan keong mas. Kulit keong yang terkena pupuk menyebabkan iritasi dan mati karena mengeluarkan banyak lendir.
Keong yang mati akibat pupuk ditandai oleh terbukanya operculum, sedangkan keong yang mati akibat pestisida ditandai oleh tertutupnya operculum. Seperti hasil penelitian oleh Cruz (2001). Kalaupun keong tidak sampai mati, kerakusannya menurun setelah terkena pupuk.
Kurangi ketinggian air
Keong mas akan aktif dan lebih rakus makan jika ketinggian air di sawah, sama atau lebih tinggi dengan tinggi badan siput.
Air yang tinggi memudahkan keong bergerak bebas. Oleh karena itu, ketinggian air perlu diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu tinggi.
Akan lebih baik bila sawah tidak diairi selama 7–10 hari setelah tanam. Bila cuaca dan keadaan mendukung.
Pengapuran Lahan Secara Merata
Pengapuran lahan secara merata sebelum tanam bibit, dapat menyebabkan keong mas kurang aktif dan bahkan mati.
Pengapuran dianjurkan pada saat populasi keong masih rendah atau pada saat tanam bibit. Selain dapat menurunkan daya makan keong mas, penggunaan kapur pertanian atau CaO juga penting artinya untuk meningkatkan pH tanah, terutama pada tanah dengan keasaman tinggi.
Rotasi Jenis Janaman
Rotasi tanaman padi dengan tanaman kering lain seperti kacang kedelai, jagung atau tebu, terutama untuk tanaman padi sebar langsung, dapat menekan populasi keong mas, dibandingkan dengan tanpa rotasi. Hal tersebut terbukti efektif berdasarkan hasil pengamatan Wada (2003).
Masih menurut Wada, di Jepang rotasi tanaman padi dengan kedelai dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam hal ini padi ditanam pada tahun kedua.
Pengaruh rotasi tanaman terhadap serangan keong mas, secara dapat diterapkan untuk mengurangi populasi awal keong mas, karena akan menghadapi masa pengeringan lahan lebih lama.
Itulah informasi tentang cara pengendalian hama keong mas dengan mengatur pola tanam padi mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda, Selamat mencoba !
Post a Comment for "Cara Pengendalian Hama Keong Mas dengan Mengatur Pola Tanam Padi"